Pengembangan Kebudayaan Pada Dinasti
Umayyah
•
Pada masa Dinasti Bani Umayyah,banyak perkembangan dan
kemajuan. Perkembangan tersebut mempengaruhi perkembangan peradaban dan
budayaan Islam. Beberapa langkah pengembangan Kebudayaan yang dilakukan oleh
Para Khalifah Bani Umayyah antara lain :
• 1.
Administrasi Pemerintahan
Dalam bidang Administrasi pemerintahan,
Bani Umayyah menerapkan beberapa kebijakan,antara lain;
a)
Perubahan Sistem Pemerintahan
Bentuk pemerintahan Muawiyah berubah dari
demokrasi menjadi monarchi (kerajaan/dinasti) sejak ia mengangkat anaknya Yazid
sebagai putera makhkota.
b)
Sentralistik
Daulah Bani Umayyah menerapkan
konfederasi provinsi. Setiap gubernur memilih Amir. Amir bertanggung jawab
langsung kepada khalifah. Wilayah kekuasaan
tersebut terbagi menjadi beberapa provinsi,yaitu:
-
Syiria dan Palestina
-
Kuffah dan Irak
-
Basrah dan Persia
-
Sijistan
-
Khurasan
-
Bahrain
-
Oman
-
Najd dan Yamamah
-
Arenia
-
Hijaz
-
Karman dan India
-
Egypt (Mesir)
-
Ifriqiyah ( Afrika Utara)
-
Yaman dan Arab Selatan
-
Andalusia
c)
Administrasi Pemerintahan
Ada empat diwan (departemen) yang
berdiri pada Daulah Bani Umayyah,yaitu :
1.
Diwan Rasail : mengurus surat-surat negara
2.
Diwan Kharraj : mengurus perpajakan
3.
Diwan Jund : mengurus ketentaraan negara
4.
Diwan Khatam : mengurus pencatatan peraturan kemudian
dikirim ke berbagai wilayah.
d)
Lambang Negara
Muawiyah menetapkan bendera merah
sebagai lambang negara. Bendera merah ini menjadi ciri khas Daulah Bani Umayyah.
e) Bahasa
Resmi Administrasi Pemerintahan
Pada pemerintahan Khalifah Abdul
Malik bin Marwan, bahasa arab dijadikan bahasa resmi administrasi pemerintah.
• 2. Bidang
Sosial Kemasyarakatan
Dinasti Bani Umayyah mengembangkan bidang sosial
kemasyarakatan dengan berbagai kebijakan anatara lain :
a)
Panti Sosial Penyandang Cacat
Ketika Walid Bin Abdulmalik menjadi khalifah, dia memberikan pelayanan
khusus bagi para penyandang cacat. Seperti orang buta dan orang lumpuh.
Ia juga medirikan
bangunan bagi pengidap penyakit kusta.
b) Arab
dan Mawali
Masyarakat islam begitu luas sedangkan
orang arab merupakan unsur minoritas. Muslim arab menganggap mereka lebih baik
daripada muslim non arab. Mawali adalah muslim non-Arab . Mulanya, Mawali
adalah budak tawanan perang yang dimerdekakan.
c)
Perundang – undangan
Khalifah mengeluarkan
perundang-undangan dan lembaga penegak hukum supaya hak – hak masyarakat
dilindungi.
d)
Pembangunan Infrastruktur
Khalifah membangun Rumah Sakit, jalan
raya, sarana dan olahraga sebagai sarana prasarana umat.
• 3. Bidang
Seni Budaya
Dinasti Bani
Umayyah memberikan kontribusi :
a)
Bahasa Arab ; menjadi salah satu
bahasa resmi.
b)
Mata Uang ; menggunakan bahasa
Arab “La ilaha illallah” dan sebelahnya “ Abdul Malik”.
c) Gedung
& pabrik industri ; pabrik kain Sutera, industri senjata,dan gedung pemerintahan.
d)
Irigasi Pertanian ;
sebagai sarana pertanian.
e) Pusat
Ilmu & Adab ;
membangun Kuffah dan Basrah.
f)
Pembukuan Negara ;
membuat administrasi pemerintahan pada bidang kesenian.
Bani Umayyah
memberikan kontribusi :
a.
Majelis Sastra ;
balai pertemuan untuk membahas kesastraan. Majelis ini hanya untuk sastrawan
dan ulama terkemuka.
b. Arsitektur
; para khalifah membuat menara pada
periode Muawiyah dan kubah ash-Shakhra pada periode Abdul Malik.
• 4. Bidang
Ekonomi
Dinasti Bani
Umayyyah menerapkan kebijakan-kebijakan :
a)
Sumber Pendapatan dan Pengeluaran
Pemerintah
Sumber uang pada zaman Bani Umayyah
sebagian diambil dari Dharaib , yaitu kewajiban yang harus dibayar oleh warga
negara.
Bagi
daerah-daerah yang baru ditaklukan, dikenakan pajak istimewa. Pengeluaran
pemerintah dari uang masuk tersebut adalah :
1.
Gaji pegawai,tentara,dan biaya tata usaha negara
2.
Pembangunan pertanian
3.
Ongkos pidana dan tawanan perang
4.
Hadiah bagi sastrawan dan ulama
b) Mata
Uang
Pada masa Abdul Malik, mata uang kaum
muslimin dicetak teratur. Meskipun pada masa Umar Bin Khattab sudah ada mata
uang, namun belum begitu teratur.
c)
Organisasi Keuangan
Keuangan terpusat pada
Baitul Maal. Percetakan uang dilaksanakan pada khalifah Abdul Malik bin Marwan.
• 5. Pendidikan
Daulah Bani Umayyah tidak terlalu
memperhatikan bidang pendidikan,karena mereka fokus pada bidang politik. Daulah
Bani Umayyah menyediakan tempat-tempat pendidikan antara lain :
a)
Kuttab : tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal
Al-Qur’an serta belajar pokok-pokok ajaran Islam.
b)
Masjid : pendidikan di masjid terdiri dari dua tingkat. Tingkat
menengah dan tingkat tinggi.
c)
Arabisasi : gerakan penerjemah ke dalam bahasa Arab pada masa Marwan
gencar dilakukan.
d)
Baitul Hikmah : gedung pusat kajian dan perpustakaan.
• 6. Bidang
Politik dan Militer
Kondisi perpolitikan pada masa Dinasti
Bani Umayyah cenderung stabil. Perkembangan pada bidang politik militer yaitu
degan terbentuknya lima lembaga pemerintahan,antara lain :
a)
Lembaga Politik ( An-Nizam As-Siyasy)
Dinasti Bani Umayyah menerapkan
jabatan khalifah (kepala negara) , wizarah (kementrian), kitabah
(kesekertariatan), hijabah ( pengawal khalifah).
b)
Lembaga Keuangan ( An-Nizam Al-Maly)
Sumber pemasukan Baitul Maal
diperoleh dari hasil pajak penghasilan tanah pertanian disebut kharraj dan
pajak individu bagi non Muslim disebut jizyah . Atau pajak perdagangan
impor yang disebut usyur.
c)
Lembaga Tata Usaha ( An-Nizam al-Idary)
Pemerintah pusat dipimpin oleh
khalifah. Sedangkan pemerintah daerah dipimpin oleh wali. Bani Umayyah mendirikan Diwan al Kharraj (
departemen pajak), Diwan al Rasail (departemen pos),
Diwan al Musytaghillat ( departemen
kepentingan umum),dan Diwan al Khatim ( departemen pengarsipan).
d)
Lembaga Kehakiman ( An-Nizam al- Qady)
Pelaksanaan kekuasaan yudikatif
terbagi menjadi 3 yaitu, al-Qadha ( hakim masalah negara), al- hisbah ( hakim
perkara pidana), dan al- Nadhar fil Madlalim ( mahkamah tinggi ).
e)
Lembaga Ketentaraan (An- Nizam Al-Harby)
Perbedaan rekrutmen personil pada
masa khulafaurrasyidin yaitu, setiap orang boleh
menjadi tentara,sedangkan pada masa Dinasti
Bani Umayyah hanya diberikan kepada orang-orang Arab.
Pada formasi tentara, Dinasti Bani
Umayyah mempergunakan istilah dikerajaan Persia. Formasi itu terdiri dari
qolbul jaisy (pasukan inti) yang berisi al-Maimanah (pasukan sayap kanan) , al-
Maisarah ( pasukan sayap kiri) , al – Muqaddimah ( pasukan terdepan) ,dan saqah
al-jaisyi (posisi belakang).
Di samping itu juga di bentuk dewan
sekertaris negara (diwanul kitabah) yang bertugas mengurusi berbagai macam
urusan pemerintahan dewan ini terdiri dari 5 orang yaitu,
1.
Sekertaris persuratan ( katib ar-rasail)
2.
Sekertaris keuangan ( katib al-kharraj)
3.
Sekertaris tentara ( katib al-jund)
4.
Sekertaris kepolisian ( katib al-jund)
5.
Sekertaris kehakiman ( kati al-qadi)
Langkah-langkah Politik militer Bani
Umayyah :
1.
Memindahkan pemerintahan Bani Umayyah dari Kuffah ke
Damaskus
2.
Menumpas segala bentuk pemerintahan yang ada demi
terciptanya kestabilitasan keamanan dalam negeri.
3.
Menyusun organisasi pemerintahan agar roda
pemerintahan dapat berjalan lancar
4. Mengubah
sistem pemerintahan demokrasi menjadi sistem monarki
5. Mentapkan
bahasa Arab sebagai bahasa Nasional Bani Umayyah
6. Dibentuk
al-Hijabah (ajudan) agar tidak terjadi pembunuhan pada khalifah.
Dalam
kebijakan militer, Dinasti Bani Umayyah menerapkan beberapa hal, yaitu :
1.
Undang-undang wajib militer
Bani Umayyah memaksa orang untuk
masuk tentara dengan membuat undang-undang wajib militer (Nizhan Tajnid
Ijbary).
2.
Futuhat / ekspansi
Perluasan ke Asia kecil dilakukan
Muawiyah dengan ekspansi ke Imperium byzantium dengan menaklukan pulau Rhodes
dan kereta pada tahun 54 H. Setelah 7 tahun Yazid dapat menaklukan Kota Konstantinopel.
Muawiyah menaklukan daerah
Khurasan-Oxus,dan Afganistan- Kabul pada tahun 674 M . Pada zaman Abd Malik,
daerah Balkh,Bukhara,Khawarizan,Ferghana, Samarkand dan sebagian India
(Balukhistan,Sind,Punjab dan Multan). Perluasan ke Afrika Utara, dikuasainya
daerah Tripoli,Fazzan, Sudan, Mesir (670 M).
Perluasan ke Barat pada zaman Walid
mampu menaklukan Jazair dan Maroko (89 H) . Tahun 92 M Thariq bin Ziyad sampai
di Giblaltar ( Jabal Thariq). Tahun 94 H Spanyol dikuasai. Cordova terpilih
menjadi ibukota provinsi wilayah Islam di Spanyol.
Kelompok
4 :
Diviona
Annisa Daneyswari
Davina
Indrianti
Mutiara Dina
Kummala
Ayunisa Dian
Azzahra